Selasa, 12 Juni 2007

Daftar Angka-angka Tahunan: Agama Islam Mazhab Syi'ah di Indonesia

[Lampiran 27]


Yang bertanda *). Ditambahkan untuk background

571 – 633 *).
Nabi Muhammad SAW

633 – 661 *).
Pemerintahan 4 orang Chulafaur Rasjidin

661 – 750 *).
Ummayah Dynasty menguasai Dunia Islam. Ber-Agama Islam Golongan Sunnah. Sangat parah membasmi Agama Islam Golongan Sji’ah. Kaya raya karena memindahkan Pusat Islam dari Medinah ke Damascus. Disitu menumpang Dagang Meritja lewat jalan darat (The Famous Silk Road). Ummayah Dynasty berusaha Monopoly Dagang Meritja lewat jalan laut.
Di waktu itu, pepper producing Area yang terpenting di seluruh dunia adalah : Daerah hulu Sungai Batanghari. Dikuasai oleh Keradjaan Sri Widjaja Djambi, yang ber-Agama Buddha Hinayana. Sponsored oleh Ummayah Dynasty, Agama Islam Golongan Sunnah datang di Kepulauan Indonesia. Di dalam jangka waktu satu abad setelah wafat Nabi Muhammad SAW

718 *).
Sri Maharadja Sirindrawarman (Radja Sri Widjaja Djambi) masuk Islam.

726 *).
King Jay Sinna (Radja Kallanga Djepara) menyusul pula masuk Islam.

730 *).
Untuk merebut kembali Monopoly Dagang Meritja lewat jalan darat, maka : Tiongkok Tang Dynasty Tang Dynasty membasmi habis Agama Islam di Kepulauan Nusantara, dan mengembangkan Agama Buddha Mahayana. Sri Widjaja Djambi digantikan oleh Sri Widjaja Palembang, yang ber-Agama Buddha Mahayana dan yang dibawah Sjailendra Dynasty mendirikan Candi Borobudur di Pulau Djawa.

730 – 1128 *).
Vacuum selama 400 tahun di dalam perkembangan Agama Islam di Kepulauan Nusantara.

976 – 1168 *).
Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty. Ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Berusaha pula : Merebut Monopoly Dagang Meritja lewat jalan laut. Armed Forces Mesir Fathimiyah Dynasty berturut-turut merebut Gudjarat India, daerah muara Sungai Pasai dan pepper producing daerah hulu Sungai Kampar di Minangkabau Timur.

1128 – 1204.
Kesjahbandaran Daya Pasai. Bawahan dari Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty. Pemerintahan Islam yang pertama di Kepulauan Nusantara. Accumulating segala pepper for export lewat jalan laut ke Eropah Selatan dan ke Asia Ketjil. (Seperti Singapore kini accumalating segala rubber for export.

1168.
kesultanan Mesir Dynasty dimusnahkan oleh Sultan Salahudin (Saladin from Crusades fame), dari Aiyubi Dynasty yang Islam Mazhab Sjafi’i. Dibawah Laksamana Kafrawi Al Kamil, Kesjahbandaran Daya Pasai berjalan terus tanpa Mother Country. (Seperti Hindia Belanda 1940 – 1942).

1168 – 1297.
Kesultanan Perlak. Ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Didirikan oleh sedikit Persian refugees. Maritim tidak kuat dan tidak pernah penting di dalam sejarah.

1191.
Tentara Mesir Fathimiyah Dynasty yang dibawah Panglima Zulfikar Al Kamil ketinggalan di daerah hulu Sungai Kampar Kiri Kanan, dipukul mundur dari kampung Minangkabau oleh Tentara Darmasraya Djambi. Monopoly Dagang Meritja separuh lepas dari tangan pihak Islam di muara Sungai Pasai.

1204 – 1285.
Kesultanan Daya Pasai. Ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Didirikan oleh Laksamana Djohan Djani, yang menggantikan Laksamana Kafrawi Al Kamil dan self made menjadi Sultan Daya Pasai dengan nama : “Tuanku Sri Sultan Djohan Djani Alam Sjah”. Gelar campur.
Kesultanan Daya Pasai bukanlah merupakan sesuatu Keradjaan Islam yang nasional Indonesia, karena : Ruling class hanyalah orang-orang Gudjarat. Sedangkan penduduk asli Indonesia sengaja dibiarkan tinggal pagan, supaya lebih sedap dijajah. Tidak pula merupakan sesuatu Hereditary Monarchy, akan tetapi : Merupakan sesuatu Feudal Oligarchy. (Seperti Venezia dan Zanzibar).
Kesultanan Daya Pasai menguasai pepper dari daerah pengaliran Sungai Kampar Kiri Kanan. Sedangkan Keradjaan Darmasraya Djambi menguasai pepper dari daerah pengaliran Sungai Batanghari.

1252 – 1516 *).
Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty. Ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Ingin pula merebut monopoly dagang meritja lewat jalan laut untuk Asia Ketjil dan Eropah Selatan. Mempersiapkan Armada di bawah commando Laksamana Ismail As Siddik, untuk merebut Kesultanan Daya Pasai yang dianggap peninggalan dari bekas Kesultanan Mesir Fathimyah Dynasty.

1275 – 1286.
Kesultanan Bandar Kalipah dibawah Kesultanan Daya Pasai. (Seperti Kesultanan Indrapura dibawah Kesultanan Atjeh). Sultan Bahaudin Al Kamil (Sultan Daya Pasai Jang Keenam) hendak merubah oligarchy di Kesultanan Daya Pasai menjadi hereditary monarchy, Laksamana Muhammad Al Kamil (Putra dari Sultan Bahaudin Al Kamil Alam Sjah) menjadi Sultan-Muda (Crown Prince) dengan title : “Sultan Muhammad Al Kamil Perkasa Alam”, dan ditempatkan di Bandar Kalipah.
Second rate Kesultanan Bandar Kalipah meliputi daerah antara Sungai Deli dan Sungai Asahan, daerah yang kemudian menjadi Kesultanan Deli, Serdang dan Asahan. Disitu Sultan Muhammad Al Kamil bersama Isterinya (Putri Ratna Hussin) very active membasmi kegelapan jahiliyah dan menanamkan Agama Islam Mazhab Sji’ah. Berdua mereka menjadi legendary dengan nama “Sultan Muhammad Sjah” dan “Putri Ratna Hussin, Putri Jang Turun Dari Kayangan”.

1275 – 1292.
Pamalayu Expedition Tentara Singosari merebut Monopoly Dagang Meritja. Tentara Singosari merebut Keradjaan Darmasraya Djambi dan merebut daerah pengaliran Sungai Batangjhari, sampai ke pepper producing Sungaidareh di peripheries Alam Minangkabau. Tidak segera terus lewat daerah sekitar Danau Singkarak, merebut more pepper producing daerah kuntu Kampar di Minangkabau Timur, karena huru-hara di dalam negeri di Singosari sendiri.

Pamalayu Expedition menghasilkan pula 2 orang Princesses of Darmasraya Djambi, untuk King Djoko Dolok (King Of Singosari). Yakni : Doro Petak (The White Maiden, dan Doro Djinggo= Keumbang Beureum. Gula-gula Kaku Dua itulah yang terutama dipentingkan oleh Ahli Sejarah Indonesia, sehingga mereka lupa true character dari Pamalayu Expedition. The Troyan War pun bukannya dimaksud untuk merebut Miss Helena, akan tetapi untuk merebut Monopoly Dagang Transit antara Eropah dan Asia lewat jalan darat.

1275 –1409.
Perebutan Monopoly Dagang Meritja mengambil corak : Pihak Islam contra pihak Hindu Djawa. Disitulah masa jaya dari Keradjaan Modjopahit dibawah Perdana Menteri Gadjah Mada. 1331 – 1364. Disitulah masa jaya dari Hindu Javanese Imperialism, yang mati-matian ditentang oleh pihak Islam di Pulau Andalas yakni sebagai berikut :
1. Di pihak Hindu Djawa : Keradjaan Singosari, Modjopahit, dan Pagarruyung Minangkabau.
2. Di pihak Islam : Kesultanan Djaya Pasai. Samudera Pasai. Aru Barumun dan Kuntu Kampar.
Kemenangan akhir d pihak Islam. Allahu Akbar.

1285.
Kesultanan Daya Pasai diserang dari laut oleh Armada Mesir Mumaluk Dynasty dibawah commando Laksamana Ismail As Siddik, dan kebetulan sekali at the same time diserang pula dari darat oleh orang-orang Batak Gajo yang berontak di bawah pimpinan Marah Silu alias Iskandar Malik. Kesultanan Daya Pasai hancul lebur. Sultan Bahaudin Al Kamil enak saja eaten-up oleh anak buah dari Marah Silu, yang at long last berontak terhadap penjajahan asing oleh orang-orang Gudjarat India yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah.

Laksamana Ismail As Siddik mengeri bahwa : Sultan yang baru di daerah muara Sungai Pasai janganlah orang Gudjarat ataupun orang Arab, akan tetapi sebaiknya jika seorang “Asli Indonesia”. Who ?? Marah Silu alias Iskandar Malik. Walaupun dia seorang tattooed and cannibalistic Pagan, akan tetapi selaku bekas prajurit Tentara Daya Pasai dia anyhow sudah mengenal Agama Islam Mazhab Sji’ah, dan sudah pula pandai luar kepala mengaji Gur’an 30 Djuz.

Marah Silu , kursus kilat belajar Agama Islam Mazhab Sjafi’i dari Laksamana Ismail As Siddik. Atas nama Sjarif Mekkah (Titulary Chalifatullah Abbassiyah Dynasty yang mendapat Asylum di Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty sejak Bagdad pada tahun 1258 dibumi-hanguskan oleh Tentara Holako Khan). Marah Silu dilantik oleh Laksamana Ismail As Sddik menjadi :Sultan Malik Us Saleh, Sultan Samudera Pasai Jang Pertama.

1282 – 1522.
Kesultanan Samudera Pasai ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Kesultanan yang pertama “Asli Indonesia”. Sultan Malik Us Saleh mengerti bahwa : Agama Islam Mazhab Sjafi’i dapat digunakan menjadi “Uniting National Symbol Indonesia”, terhadap penjajahan asing oleh orang-orang Cambay Gudjarat yang teguh ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Kesultanan Sumudera Pasai very active membasmi Agama Islam Mazhab Sji’ah dan menanamkan Agama Islam Mazhab Sjafi’i di sekitar Selat Malacca.
Karena Sultan Malik Us Saleh The Tattooed Sultan, maka : Kepulauan Nusantara kini terutama ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i, dan bukanlah ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah seperti Pakistan.

1286.
Sultan Muhammad Al Kamil Perkasa Alam menyatakan dirinya Sultan Muhammad Al Kamil Alam Sjah, dan menyatakan Kesultanan Bandar Kalipah yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah, lepas dari Kesultanan Sumadera Pasai yang ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i.
Kesultanan Bandar Kalipah dimusnahkan oleh Armada Samudera Pasai dibawah commando Achmad Kiyatudin. Orang Arab yang sengaja ditinggalkan oleh Laksamana Ismail As Siddik untuk coarhing Kesultanan Sumadera Pasai.
Sultan Muhammad Al Kamil Alam Sjah hidjrah ke Muar Malaya dimana sudah sangat banyak emigrees orang Cambay Gudjarat yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah yang dikejar-kejar di Kesultanan Samudera Pasai.

1286 – 1295.
Kesultanan Muar Malaya. Didirikan oleh Sultan Muhammad Al Kamil Alam Sjah dan Putri Ratna Hussin. Di Semenadjung Malaya pun, mereka berdua very active membasmi jahiliyah dan menanamkan Agama Islam Mazhab Sji’ah. (satu Abad mendahului Kesultanan Malacca, 1383 – 1511, yang very active menanamkan Agama Islam Mazhab Sjafi’I).

1289 *).
Setelah 14 tahun terpaksa stand-fast di Sungaidareh. Tentara Singosari al long last bergerak merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar di Minangkabau Timur. Sambil lalu merebut pula daerah sekitar Danau Singkarak di Central Minangkabau. (Tidak ambil pusing daerah Agam, yang tidak pepper producing dan tidak pula of any strategic importance untuk Tentara Singosari). Tentara Singosari mendirikan “Military Province Pagarruyung” berpusat disekitar daerah Kuntu Kampar dan daerah Sungaidareh. Pertama kali sejak tahun 1128, Monopoly Dagang Meritja lepas dari tangan pihak Islam di muara Sungai Pasai. Laksamana Achmad Kiyatudin cari akal !!

Untuk pengamanan dari hasil Pamalayu Expedition, Keradjaan Singosari perlu membendung pihak Islam yang di muara Sungai Pasai dibawah commando Prince Indra Warman, Singosari Armed Forces mendarat pula di muara Sungai Asahan dan disitu mendirikan “Military Province Asahan” Prince Indra Warman menjadi Vice-Roy Asahan, bawahan Keradjaan Singosari.

1292 *).
Huru hara di Singosari, Panglima Djajakatwang memusnahkan Kraton Singosari. King Djoko Dolok mati pahlawan. His Son In Law Prince Brawidjaja melarikan diri ke Pulau Madura. Panglima Djajakatwang self made menjadi King Djajakatwang King Of Kediri.
Achmad Kiyatudin dan Nurdin Basri selaku Envoy’s dari Kesultanan Sumadera Pasai di Kambalok Peking, mengakui supremacy dari Kaisar Kublai Khan atas Kesultanan Sumadera Pasai. Akan tetapi : Untuk melancarkan Flow Of Goods Dagang Meritja dari Kesultanan Sumadera Pasai ke Tiongkok, katanya perlu Tentara Tiongkok Yuang Dynasty menghancurkan Keradjaan Singosari yang sudah merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar. Diplomacy yang sangat lihay !!

Kaisar Kublai Khan pernah dihina oleh King Djoko Dolok King Of Singosari, dengan cara : Memotong hidung dari Jang Mulia Meng Tji (Duta Besar Tiongkok Yuang Dynasty di Kraton Singosari). Kaisar Kublai Khan Menyetujui Permintaan pihak Kesultanan Samudera Pasai. Armed Forces Tiongkok Yuang Dynasty sekuat 1.300 kapal-kapal djung dibawah commando Laksamana Tjih Pi dan 40.000 orang Marines dibawah commando Panglima Iki Mese, diperintahkan bergerak menyerang Pulau Djawa, menghukum King Djoko Dolok, dan memusnahkan Keradjaan Singosari (yang sudah pun musnah). Ikut serta Laksamana Achmad Kiyatudin selaku MILOBS Kesultanan Samudera Pasai. Nurdin Basri menunggu Kabar di Kambalok Peking, sambil keeping Sultan, Malik Us Saleh well informed.

Tentara Tiongkok Yuang Dynasty mendarat di Gelondong dan lewat Bodjonegoro bergerak ke Kraton Singosari (di dekat Malang sekarang). Only to find ruins, bekas keganasan Panglima Djajakatwang !! Panglima Iki Mesee bingung !! Dia Bukanlah seorang Civilised Mandarin Chinese, akan tetapi seorang half savage warrior dari Uigur Siberia. Anak buahnya sudah setengah tahun sexual Hungry dan sudah dia janjikan sexual orgies di Kraton Singosari. Anak buak mulai berontak !! Was nun ??

Prince Brawidjaja secepat kilat datang dari Madura dan menjanjikan unlimited sexual orgies kepada stupid Panglima Iki Mese. Where ?? Di Kraton Kediri !! Tentara Tiongkok Yuang Dynasty bergembira ria menyerang dan memusnahkan Kraton Kediri. Disitulah pertama kali digunakan “Poh Au” (rocket yang di Abad ke-XX improved menjadi V-2, Sputnik. ICBM. Kraton Kediri hancur lebur. King Djajakatwang juga. Sexual orgies di bekas Kraton Kediri, oleh anak buah dari Panglima Iki Mese. Very active disertai oleh Jang Mulia Laksamana Achmad Kiyatudin. Tentara Tiongkok Yuang Dynasty dengan sangat banyak female war loot sangat puas kembali ke Gelondong, boarded ships dan kembali ke Tiongkok. Panglima Iki Mese dipenjarakan atas perintah Kaisar Kublai Khan. Achmad Kiyatudin serta Nurdin Basri kembali ke Andalas.
Prince Brawidjaja mendirikan Keradjaan Modjopahit, penerusan dari bekas Keradjaan Singosari yang sudah expansi ke Pulau Andalas. Dari semula King Brawidjaja mengerti, bahwa : Bahaya Maut untuk pihak Hindu Djawa, adalah pihak Islam di sekitar Selat Malacca.

1293.
Armada Samudera Pasai yang dibawah commando Prince Malik Ul Mansur hendak merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar, di muara Sungai Barumun dimusnahkan oleh Armada Muar Malaya. Prince Malik Ul Mansur ditawan, dibawa ke Muar Malaya, dan dinikahkan dengan Putri Nur Alam Kumalasari Binti Sultan Muhammad Al Kamil. Dia ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah.
Tentara Muar Malaya di Temuan Kampar dimusnahkan oleh Tentara Singosari yang ketinggalan disitu.
King Indra Warman King Of Asahan mengerti bahwa : Dengan potency dari bekas Keradjaan Singosari, new emerging Keradjaan Modjopahit pasti akan menghukum dia. Dengan Tentara Singosari bawahannya, King Indra Warman meninggalkan daerah Asahan di tepi laut. Dan mendirikan Keradjaan Silo di pedalaman Simalungun.

1295.
Kesultanan Muar Malaya dimusnahkan oleh Armada Siam, Sultan Muhammad Al Kamil dan Putri Ratna Hussin ditawan, dibawa ke Siam dan wafat disitu. Prince Malik Ul Mansur dan Putri Nur Alam melarikan diri ke Aru Barumun yang sementara “Daerah Tidak Bertuan”.

1297.
Untuk membendung pihak Islam, maka : New emerging Keradjaan Modjopahit merebut Kesultanan Perlak. Hegemony di Selat Malacca selama satu abad menjadi rebut-rebutan antara Keradjaan Modjopahit dan Keradjaan Siam yang berdua kafir. Pihak Islam terpecah belah kedalam defence !!

1299 – 1512.
Kesultanan Aru Barumun. Lepas dari Kesultanan Samudera Pasai. Didirikan oleh Sultan Malik Ul Mansur dan Putri Nur Alam. Ber-Agama Islam Mazhab Dji’ah, dan melanjutkan penjajahan asing adalah orang-orang Cambay Gudjarat di sekitar Selat Malacca.

1300 – 1350.
Military Province Delitua. Didirikan oleh Tentara Kesultanan Dehli India yang merebut daerah pengaliran Sungai Seli, dan berbenteng di Delitua (dekat Medan). Ditarik kembali dari Sumatra Timut, karena succession war di Kesultanan Dehli India antara Sultan Kilzi contra Sultan Taklak. (Peninggalannya sangat banyak kuburan-kuburan Islam Sji’ah sepanjang Sungai Deli). Catatan : Sultan Deli yang memerintah 1853 – 1947, adalah para keturunan dari Sultan Taklak yang ketinggalan di Sumatra Timur dan masuk Melaju.

1301.
Tentara Aru Barumun merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar, sejak tahun 1289 selama 12 tahun lepas dari tangan pihak Islam. Orang-orang Djawa Singosari terpukul mundur ke Kurintji. Kesultanan Aru Barumun memperluas penanaman meritja di sekeliling gunung kembar Merapi Singgalang, untuk mana digunakan. POW’s Orang-orang Djawa Singosari. Akibatnya : Pariaman menjadi pepper accumulating and exporting pelabuhan samudera. Kesitu sangat banyak settled orang-orang Cambay Gudjarat, yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah.

1301 – 1339.
Second rate Kesultanan Kuntu Kampar bawahan Kesultanan Aru Barumun. (Seperti second rate kesultanan Indrapura bawahan Kesultanan Atjeh). Peninggalannya sangat bikin bingung orang Minangkabau, yakni : Kuburan-kuburan Sultan di Minangkabau Timur dan Mythos Iskandar Zulkarnain Dynasty.
Sama saja seperti Kesultanan Daya Pasai dan Aru Barumun, Kesultanan Kuntu Kampar pun merupakan Penjajahan asing yang sangat bengis menindas penduduk asli (penduduk Minangkabau), yang sengaja dibiarkan tinggal pagan supaya tidak mudah dijajah. (Seperti oleh slaves hunting miniature Sultans di pedalaman Afrika).

1331 – 1364.
Dibawah Perdana Menteri Gadjah Mada, Keradjaan Modjopahit at long last menjadi maritim cukup kuat, untuk melanjutkan Hindu Javanese Imperialism dari Keradjaan Singosari. Sejak King Brawijaya, pihak Modjopahit dari semula sudah mengerti bahwa : Bahaya maut untuk Keradjaan Modjopahit adalah pihak Islam di sekitara Selat Malacca. Yakni : Infiltration Agama Islam kedalam Keradjaan Modjopahit, undermining Hindu Javanese Polytheism and Imperialism. Perdana Menteri Gadjah Mada bersumpah, sekaligus hendak merebut Monopoly Dagang Meritja dan menghapuskan Agama Islam hilang dari sekitar Selat Malacca.

1339.
Dibawah over-all command Perdana Menteri Gadjah Mada sendiri, Armed Forces Modjopahit menjarah di pantai Timur Pulau Andalas. Ngeri untuk pihak Islam !! (Seperti pada tahun 1587, Armada Spanjol ngeri untuk pihak Kristen Protestan disekitar Laut Utara).
Army Group Prince Adityawarman Modjopahit Armed Forces mendarat di muara Sungai Kuantan, lewat Kiliran Djao memasuki Alam Minangkabau proper dan merebut Kesultanan Kuntu Kampar. Untuk kedua kalinya Monopoly Dagang Meritja lepas dari tangan pihak Islam dan direbut oleh pihak Hindu Djawa.

Angkatan Laut Modjopahit menyerang Kesultanan Aru Barumun keluarga Sultan bertahan di Benteng Sipamutung yang maha kuat !! Cavalry Aru Barumun menghancurkan Marines Modjopahit, yang mengepung Benteng Sipamutung. Armed Forces Modjopahit terpaksa gagal kembali ke laut. Kesultanan Aru Barumun menjadi termasyur di Dunia Islam, karena sanggup mengatasi Aggression Modjopahit. Memberikan Courage kepada Kesultanan Samudera Pasai : Berani menunggukan serangan-serangan Modjopahit.
Angkatan Laut Modjopahit memusnahkan Keradjaan Silo. King Indra Warman mati pahlawan di dalam usia tinggi.

Dibawah commando Perdana Menteri Gadjah Mada sendiri. Angkatan Laut Modjopahit menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Digagalkan oleh Angkatan Laut Samudera Pasai dibawah commando Laksamana Hamdan Tammana, yang malahan berhasil merebut Perlak Perdana Menteri Gadjah Mada memerintahkan, merebut Samudera Pasai lewat jalan darat. Armed Forces Modjopahit merebut pagan Keradjaan Haru Wampu, Pulau Kampai dan Kesjahbandaran Tamiang (bawahan dari Kesultanan Sumadera Pasai). Perdana Menteri Gadjah Mada bermarkas di Kuala Simpang, yang oleh dia diganti-nama menjadi : “Wanuapura”. Angkatan Laut Samudera Pasai membendung muara Sungai Tamiang dan Sungai Wampu. Akibatnya : Tentara Modjopahit yang maha kuat, terjebak di rawa-rawa Sungai Tamiang. Tanpa Supply dari Pulau Djawa. Dibawah commando Panglima Mula Setia, pihak Islam menjalankan gerilya terhadap Tentara Modjopahit. Perdana Menteri Gadjah Mada very humuliating diam-diam berjalan kaki, mundur ke muara Sungai Wampu. Dari situ dia kembali ke Pulau Djawa !! Meninggalkan Tentara Modjopahit di rawa-rawa Sungai Tamiang, habis dicincang oleh para gerilyawan pihak Islam. (Seperti Tentara Perantjis yang ditinggalkan oleh Napoleon di Mesir, 1798).

Buntu Hindu Javanese Imperialism Modjopahit hendak melenyapkan Agama Islam di Bumi Indonesia. Buntu pula di Pulau Djawa sendiri, terhadap Galuh dan Padjadjaran yang tidak pun Islam.
Para keturunan dari King Indra Warman berani mendirikan keradjaan Dolok Silo dan Keradjaan Raya Kahean.
Prince Adityawarman berani mendirikan Keradjaan Pagarruyung Minangkabau. Lepas dari Modjopahit.

1345 *).
Ibn Batutah (Seorang Tunisia yang menjadi Roving Ambassador Kesultanan Dehli India). Sangat memuji Kesultanan Samudera Pasai. Tidak pun menyebutkan Keradjaan Modjopahit, yang begitu parah puji-puji diri di dalam buku “Negarakertagama”.
Catatan :
Ibn Batutah tidak singgah di Military Province Delitua, yang di waktu itu adalah bawahan dari Kesultanan Dehli India. Why not ?? Ibn Batutah adalah Ambassador dari Sultan Taklak. Sedangkan Tentara Dehli India yang ada di Benteng Delitua, tetap setia kepada Sultan Kilzi. Tentara Takla yang mendarat di Labuhandeli, sedang terkepung disitu.

1351 *).
Sultan Zainul Abidin Bachrum Sjah (Sultan Samudera Pasai Jang Keempat) diculik dan selama 3 tahun ditawan di Siam.

1351 – 1522.
Kesultanan Samudera Pasai lambat laun merosot. Orang-orang Batak Gajo dari Nagur dan Bakoi di Pedalaman Atjeh, bersimaharadjalela di Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya : Disamping Kesultanan Samudera Pasai Timbul legio Kesultanan besar kecil di pantai Atjeh. Antara lain : Kesultanan Pidie dan Kesultanan Atjeh. Agama Islam Mazhab Sji’ah sangat kuat timbul di new emerging Kesultanan itu.

1368 – 1643 *).
Tiongkok Ming Dynasty. Agama Islam Mazhab Hanafi bebas berkembang di Tiongkok.

1377 *).
Angkatan Laut Modjopahit merebut Tumasek (Singapore), untuk membendung Flow Of Goods aliran dagang lewat jalan laut antara Dunia Islam dan Tiongkok Ming Dynasty. Radja Paramisura (Radja Tumasek yang masih Pagan) mengungsi ke Muar Malaya, yang sudah ditinggalkan oleh pihak Siam karena malaria. Radja Paramisura joined forces dengan pihak musuh dari Keradjaan Modjopahit. Artinya : Dengan nama “Radja Iskandar Sjah”, Radja Paramisura masuk Islam dan dia menjadi Menantu Pula dari Sultan Zainul Abidin Bachrum Sjah (Sultan Sumadera Pasai Jang Keempat).

1383 *).
Radja Iskandar Sjah menganggap dirinya ahli waris dari the Legendary First Sultan, yakni : Sultan Muhammad Sjah Sultan Muar Malaya. Dia self made menjadi Sultan Muhammad Sjah Sultan Muar Malaya. Dia self made menjadi Sultan Muhammad Sjah Sultan Malacca Jang Pertama. Very confusing !!

1383 – 1511 *).
Kesultanan Malacca. Menggantikan Kesultanan Samudera Pasai selaku broadcasting centre dari Agama Islam Mazhab Sjafi’i di Kepulauan Nusantara.

1405 *).
Angkatan Laut Tiongkok Ming Dynasty dibawah commando Laksamana Hadji Sam Po Bo, singgah di Kesultanan Malacca. Akibatnya : Keradjaan Siam dan Keradjaan Modjopahit hands off dari Kesultanan Malacca.

1409 *).
Keradjaan Modjopahit sudah sangat merosot, sejak wafat Perdana Menteri Gadjah Mada, 1364. Kemungkinan Agama Islam berkembang di Pulau Djawa sendiri, untuk Keradjaan Modjopahit menjadi soal “To Be Or Not To Be”. Demikian pula Monopoly Meritja. Keradjaan Modjopahit kedua kalinya menyerang Pulau Andalas.
Pertempuran Padang Sibusuk. Tentara Modjopahit dikalahkan oleh Tentara Pagarruyung Minangkabau.
Pertempuran Sumadera Pasai. Angkatan Laut Modjopahit dihabiskan oleh Angkatan Laut Tiongkok Ming Dynasty, dibawah commando Laksamana Hadji Sam Po Bo.
Finished Hindu Javanese Imperialism, yang selak 1275 selama satu setengah abad menghalangi Perkembangan Agama Islam di Kepulauan Nusantara. Allahu Akbar.

1411 *).
Agama Islam mulai berkembang di Pulau Djawa !! Laksamana Hadji Sam Po Bo mendirikan sesuatu Pangkalan Angkatan Laut Tiongkok Ming Dynasty di Semarang. (Di tempat dimana kemudian berdiri SPV = Semarangs Prauwen Veer). Dekat dimana didirikan pula sesuatu Perguruan Islam Mazhab Hanafi. (Di tempat dimana kini berdiri Klenteng Sam Po Kong). Demikian pula ditepi Teluk Djakarta. (Di tempat dimana kini berdiri Klenteng Antjol, yang dibiar-biarkan ambruk !!)

1413 *).
Maulana Malik Ibrahim mendirikan Perguruan Islam Mazhab Maliki di Gresik.

1450 – 1515 *).
Sponsored oleh Kesultanan Malacca dan Kesultanan Samudera Pasai, Agama Islam Mazhab Sjafi’i veri active diperkembangkan di pantai Utara Pulau Djawa, antara Ngamperl dan Demak. Terutama Giri menjadi Pusat Perguruan Agama Islam Mazhab Sjafi’i, yang maha besar berpengaruh sampai ke Malaku.

1451 *).
Kesultanan Malacca yang sangat kuat mempunyai Angkatan Laut ingin merebut Monopoly Dagang Meritja. Akan tetapi : Kesultanan Malacca tidak mempunyai Angkaan Darat, yang dirasa cukup kuat untuk merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar, dari tangan Keradjaan Pagarruyung Minangkabau yang ber-Agama Hindu Djawa Kesultanan Malacca mencari jalan lain, supaya Flow Of Goods aliran dagang dari daerah pengaliran Sungai Kampar, dapat ditampung di Palabuhan Malacca. How ??
Sponsored oleh Sultan Mansur Sjah I (1441 – 1476), Agama Islam Mazhab Sjafi’i secara damai diperkembangkan di daerah pengaliran Sungai kampar. (Seperti sejak 1861 Agama Kristen Protestan di Tanah Batak Utara sponsored oleh Hennemann & Co, Supaya export-import di Tanah Batak Utara dapat dikuasai dari Hamburg). Very clever !!
Hanya sedikit orang-orang Minangkabau Timur di daerah pengaliran Sungai Kampar, yang masuk Islam Mazhab Sjafi’i. Akan tetapi jangan sedikit itu sangat besar pengaruhnya justru ke luar Alam Minangkabau. Yakni : Dengan Wanderlust yang maha besar, mereka pergi merantau. Dengan religious zeal dari newly converted Muslims, mereka very active mengembangkan Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Yang paling terkenal sebagai berikut :
1. Datuk Sahilan. Meng-Islamkan Orang-orang Batak Toba di daerah muara Sungai Asahan serta orang-orang Batak Simalungun di daerah Kisaran, Tindjaun. Perdagangan, Bandar, Tandjung Kasau, Bedagai, Sungai Karang, dan Bangunpurba. (Itulah Orang-orang Batak yang pertama masuk Islam 400 tahun mendahului penduduk Mandailing dan Angkola. Sekian lama pula tidak mau mengaku Batak. Sifat umum dari orang-orang Batak yang masuk Islam !!).
2. Trio : Datuk Patimang, Datuk Ri Tiro, dan Datu Ri Bandang. Meng-Islamkan orang-orang Bugis, Makassar, dan Gorontalo. Sangat jauh di Sulawesi.

1497 – 1513 *).
Kesultanan Atjeh didirikan oleh 3 orang Putra dan 1 orang menantu dari Sultan Samsjul (seorang sultan miniature di muara Sungai Atjeh). Berempat mereka in combined effort menaklukan semuanya, Sultan miniature di pantai Atjeh termasuk Kesultanan Pidie. Berempat mereka adalah sebagai berikut :
1. Yang Sulung : Self made menjadi Sultan Ali Mukkajat Sjah Sultan Atjeh Jang Pertama.
2. Yang Menengah : Laksamana Tuanku Burhanudin Sjah. Menjadi Sultan Muda bawahan Kesultanan Atjeh di Pariaman Minangkabau. (Non hereditary).
3. Yang Bungsu : Laksamana Tuanku Ibrahim Sjah. Menjadi Sultan Muda bawahan Kesultanan Atjeh di Indrapura Minangkabau. (Non hereditary).
4. Menantu : Panglima Manang Sukka. Orang Batak dari Tanah Karo Dusun. Menjadi Vasaal Sultan bawahan Kesultanan Atjeh di Kesultanan Haru Delitua. Dengan nama : “Sultan Makmun Al Rasjid I”. (hereditary).

1508 – 1523 *).
Kesultanan Haru Kesultanan Deli Tua . Agama Islam mulai di perkembangkan di kalangan orang Batak Karo di Tanah Karo Dusun. Yakni : Di daerah yang kemudian menjadi Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat. (Repeat : Orang-orang Batak yang masuk Islam, umumnya tidak mau lagi mengaku Batak).

1511 *).
Armada Portugis merebut dan menduduki Kesultanan Malacca. Monopoly Dagang Rempah-rempah : Seluruhnya lepas dari pihak Islam dan direbut oleh pihak Kristen. Selat malacca tertutup untuk Flow Of Goods aliran dagang Dunia Islam. Akibatnya : Perkembangan Agama Islam di Kepulauan Nusantara, mengalami setback yang terbesar ever been.
Agama Kristen Rom Katholik diperkembangkan di Kepulauan Nusantara di Timor, Flores dll. (Di Filippina ditanamkan oleh orang-orang Spanjol.

1512 *).
Armada Portugis memusnahkan Kesultanan Aru Barumun, Finished Kesultanan yang terakhir ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah di Kepulauan Nusantara, yang termasyur karena mengatasi Imperialisma Modjopahit.

1513 *).
Karena : Flow Of Goods dagang rempah-rempah antara Maluku dan Atjeh ditutup oleh Armada Portugis di Selat Malacca, maka : Kesultanan Atjeh in statu nascendi mencarikan jalan lain : Terpaksa keliling lewat Selat Sunda Armed Forces Atjeh merebut sejumlah pelabuhan menjadi step-stones sepanjang pantai Barat dari Pulau Andalas. Yakni : Meulaboh, Singkil, Barus, Sorkam, Raso, Singkuang, Natal, Air Bangis, Pariaman, Udjung Karang (Padang). Pulau Tjingko dan Indrapura.
Pihak Portugis mendirikan pelabuhan Salida (Pintu), sebelah Utara dari Pariaman. Dimusnahkan oleh pihak Atjeh, yang mendirikan pelabuhan Tiku.

1513 – 1533 *).
Laksamana Tuanku Burhanudin Sjah menjadi Sultan Muda bawahan Kesultanan Atjeh di Pariaman. Karena : Pariaman sudah menjadi Accumulating Centre yang terpenting dari pepper for export, maka : di Pariaman sudah sangat banyak settled pepper buyers orang-orang Cambay Gudjarat yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah.
Laksamana Tuanku Burhanudin Sjah pun ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. How come ?? Sejak kemuduran Kesultanan Samudera Pasai , Agama Islam Mazhab Sji’ah sangat kuat timbul kembali di daerah Atjeh. Why ?? Agama Islam Mazhab Sji’ah di Atjeh + 1350 – 1750, menjdai Agama dari the very small and exclusive Feudalistic Elite !! Mereka sangat bangga katanya berketurunan “Keudjeureut” ataupun Persia. Bukanlah keturunan dari tatooened and cannibalistic orang-orang Batak Gajo, seperti Sultan Samudera Pasai. (Hingga ini hari tidak satu pun orang Atjeh yang mau disebutkan keturunan dari Marah Silu Sultan Malik us Saleh Samudera Pasai yang begitu termasyur. Malu !!) Sedangkan sebaliknya : Di Atjeh + 1350 – 1750. Agama Islam Mazhab Sjafi’i tetap Agama dari rakyat jelata yang asli Indonesia dan yang tertindas.
Laksamana Tuanku Burhanudin Sjah menjadi “Bapak Rakyat” di Minangkabau. Disitu dia very active mengmbangkan Agama Islam Mazhab Sji’ah. Dia malahan suka rela menjadi full timer mullah dari Agama Islam Mazhab Sji’ah, dengan nama “Sjech Burhanudin” di Ulukan Pariaman Sjech Burhanudin (1) mendirikan sesuatu Universitas Islam Mazhab Sji’ah. Guru-gurunya terutama orang-orang Cambay Gudjarat.

1513 – 1697.
Tiga orang bernama kehormatan “Sjech Burhanudin”, berturut-turut mangajar di Universitas Islam Mazhab Sji’ah di Ulukan Pariaman. Turun temurun dari Nenek ke Cucu, dari Nenek ke Cucu. Agama Islam Mazhab Sji’ah meresap di Minangkabau, sampai ke segala pelosok jauh di pedalaman. Sebaliknya : Agama Islam Mazhab Sjafi’i dari daerah pangaliran Sungai Kampar di Minangkabau Timur : Berkembang lebih jauh lagi di luar Alam Minangkabau.

1513 – 1546.
Kesultanan Demak. Ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i, yang disitu masuk lewat Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaca. Karena : Flow Of Goods aliran dagang Dunia Islam antara Kesultanan di daerah Maluku dan Kesultanan di daerah Atjeh, very welcome mengalir lewat Demak, maka : Kesultanan Demak cepat sekali maju pesat.

1522 *).
Kesultanan Sumadera Pasai dibumi-hangus oleh Armada Portugis, hilang dimuka bumi. Finished Kesultanan yang pertama bersifat Nasional dan yang pertama ber-Agama Islan dan mazhab Sjafi’i.
Dynasty Samudera Pasai (Dynasti Marah Silu) di Pulau Djawa diteruskan berupa Dynasty Tjirebon serta Dynasty Benteng Gow ?? Prince Fatahillah (Prince Of Samudera Pasai), menjadi Panglima Tentara Islam di new egerging Kesultanan Demak, dan menjadi nenek moyang dari Sultan Tjirebon serta Sultana Tjirebon serta Sultan Banten. Sebaliknya diturunkanm : Di teruskan di Tanah Batak Singosari Dynasty diteruskan di Tanah Batak Simalungnun.

1523 *).
Kesultanan Haru (Kesultanan Deli Tua) dimusnahkan oleh Armada Portugis. Putri Hidjau (The Queen Of Haru) mati pahlawan sambil ber-Zikir. Diikat di mulut meriam, yang kemudian di tembakkan.

1546.
Kesultanan Demak jatuh di dalam conflict anatara Agama Islam Mazhab Sjafi’icontra Agama Islam Mazhab Sji’ah. Djokotingkir Adiwidjojo (Putra dari Bupati Ki Ageng Kebo Kenongo) massacred Keluarga Sultan Demak dan dia mendirikan Kesultanan Padjang

1546 – 1581.
Kesultanan Padjang. Ber-Agama campur aduk Hindu, Sji’ah, Sjafi’i. Karena kemenangan Kesultanan Padjang atas Kesultanan Demak, maka : Hingga ini hari puluhan juta orang-orang Djawa yang ber-Agama campur aduk Hindu, Sji’ah, Sjafi’i/ excesses. Antara lain sebagai berikut :
1. Sangat banyak timbul Pseudo Al Muntazars, mengikuti Sjech Siti Djenar. Disebutkan “Ratu Adil”. Bertentangan dengan Agama Islam Mazhab Sjafi’i.
2. Keinginan Djawa di dalam legio Terekat-tarekat (Secret Socities) mempelajari kesaktian dan kebathinan. Bertentangan dengan Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Toleranted oleh Agama Islam Mazhab Sji’ah, yang berabad-abad lamanya terpaksa subversive di luar Tanah Arab, terutama di Mesopotamia dan di Persia.
3. Untuk orang-orang Islam Mazhab Sji’ah, para keturunan dari Sajidina Hassan dan Sajidina Hussin, merupakan “Qutub” (axis dari dunia). Sejak Kesultanan Padjang, Radja-radja Djawa menganggap dirinya “Sajidin Panotogomo”. Di dalam Bahasa Djawa : “Qutub” (Paku Hence : Paku Buwono, Paku Alam, Pakuningrat.
4. Panthoen Agama Hindu Djawa masih sangat besar berpengaruh di Pulau Djawa. Termasuk Ardjuno Wiwoho, Gatot Kotjo, dll. Termasuk pengertian seperti Tjandradimuka, Tjakrabhairawa, dan lain sebagainya. Bertentangan dengan Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Tolerated oleh Agama Islam Mazhab Sji’ah, yang sudah corruted di Gudjarat India.
5. Para penunggang Kuda Kepang semula adalah symbol dari Cavalrists Tentara Sajidina Hussin di Pertempuran Kerbela. Di dalam trance : Kebal dan sanggup segala. Malahan sanggup memakan beling-beling.

1581.
The ruling Yangdipertuan Radja Alam Pagarruyung Minangkabau yang semula ber-Agama Hindu Djawa, di-Islamkan oleh Sjech Burhanudin II masuk Islam Mazhab Sji’ah, dengan nama “Sultan Alif” (Sultan Alpha = Sultan Jang Pertama).
Sultan Alif menjadi “The Legendary First Sultan” di Alam Minangkabau. Seperti Sultan Muhammad Sjah di sekitar Selat Malacca. Lebih jauh lagi : Sultan Alif menjadi “ The Holy One” untuk orang-orang Minangkabau yang ber-Agama Islam Mazhab Sjiah. Seperti King Istven untuk orang-orang Hungaria yang ber-Agama Kristen Rom Katholik (Szent Istven = Sanctus Stephanus = Saint Stephen).
Kuburan dari Sultan Alif di Sumpur Kudus menjadi tujuan ziarah di bulan Safar. Seperti kuburan Sajidina Hassan dan Sajidina Hussin di Kerbela. Disitulah orang-orang Minangkabau mulai “Basapah” (Ziarah ke Makam Suci di bulan Safar).

1581 – 1804.
Keradjaan Pagarruyung Minangkabau ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Meneruskan Keradjaan Pagarruyung Minangkabau yang ber-Agama Hindu Djawa (1339 – 1581). Akan tetapi : Tidak pernah menjadi Kesultanan dimana ada Centralization Of All Exevutive Power di dalam tangan Sultan saja, di dalam tangan dari satu orang saja. why not ?? Tidak diizinkan oleh para Kepala-kepala Adat di Alam Minangkabau, yang lebih suka Matriarchaic Democracy daripada Monarchistic Absolutism.

1619 – 1942.
Pemerintahan Kolonial Belanda di Bumi Indonesia, Agama Kristen Protestan diperkembangkan di Indonesia. Success maha besar di Amban, Minahassa, Tanah Batak Utara dan Tanah Toradja.

1697.
Sjech Burhanudin III wafat di Ulukan Pariaman. Agama Islam Mazhab Sji’ah sudah dominant di seluruh Alam Minangkabau. Selama 6 generations, selama 184 tahun (1513 – 1697), sampai 3 orang yang bernama “Sjech Burhanudin” : Menjadi pushing power dari Agama Islam Mazhab Sji’ah di Universitas Islam yang di Ulukan Pariaman.
Sampai Natal, Singkuang, Teluk Siboga dan Barus. Universitas Islam Ulukan Pariaman berjasa mengembangkan Agama Islam Mazhab Sji’ah.

1700 – 1804.
Agama Islam Mazhab Sji’ah quietly meresap di Minangkabau. Tanpa gangguan, tanpa penindasan dari pihak Agama Islam Golongan Sunnah. Sebagaimana lazim di Tanah Arab, Asia Ketjil dan Afrika Utara : Di waktu Ummayah Dynasty, Abassiyah Dynasty, serta Othmaniyah Dynasty Turky.
“Angin Mati Sebelum Taufan”.

1804 – 1807.
Gerakan Islam Kaum Putih mengganas di Minangkabau. Orang-orang Islam mazhab Sji’ah habis dibasmi dengan pedang oleh Islam Mazhab Hambali. Keluarga Radja Pagarruyung pun habis massacred.

1804 – 1821 *).
Negara Darul Islam Minangkabau. Dibawah tangan besi Tuanku Nan Rentjeh. Ber-Agama Islam Mazhab Hambali. Mempunyai Expeditionary Forces yang maha kuat. Yakni : Army Group Tuanku Rao serta Army group Tuanku Tambusai. Total sekuat 32.000 units Cavalry menurut model Janitsar Cavalrry Tentara Turki.

1816 *).
Mandailing, Angkola dan Sipirok di Tanah Batak Selatan : Di rebut dan dengan pedang di Islamkan oleh Army Group Tuanku Rao. Demikian pula Padang Lawas antara Sungai Rokan dan Sungai Asahan, antara Army Group Tuanku Tambusai. Dengan kekerasan harus masuk Agama Islam Mazhab Hambali, yang di Tanah Batak disebutkan “Ugamo Silom Bondjol”.

1818 – 1820 *).
Army Group Tuanku Rao merebut dan menduduki Tanah Batak Utara. Singamangaradja X mati pahlawan di Bakkara Toba, 1819. Akan tetapi : Karena Plague dan Cholera Epidemics, maka : Tentara Padri terpaksa mundur. Tanpa success meng-Islamkan Toba dan Silindung.

1821 *).
Pertempuran Air Bangis. Tentara Padri dihancurkan oleh Artellery Balanda dibawah commando Overste Raaf. Finished Negara Darul Islam Minangkabau.

1821 – 1837 *).
Perang Padri. Remnants dari Agama Islam Mazhab Hambali bertahan di Benteng Bondjol terhadap Aggression Belanda.

1822 – Dst.
Karena suasana Pax Neerlandica, maka : Agama Islam mazhab Sjafi’i dapat cepat sekali me-retool penduduk Minangkabau dan penduduk Tanah Batak Selatan. Meninggalkan Agama islam Mazhab Hambali dan masuk Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Disamping itu : Agama islam Mazhab Sji’ah dapat pula sedikit kembali. Terutama dikalangan mixed population orang-orang Pasisir di pantai Barat Pulau Andalas. Di Padang, Pariaman, Air Bangis dan Natal.
Kuburan Sjech Burhanudin III di Ulukan Pariaman menjadi tujuan ziarah Basapah. Menggantikan kuburan Sultan alif di Sumpur Kudus, yang pada tahun 1804 : Atas perintah Tuanku Lintau dicungkil hilang dari muka bumi.

Kini.
Walaupun tinggal sedikit, akan tetapi : Agama Islam Mazhab Sji’ah kini msih ada di Indonesia. (Seperti orang-orang Kristen Rom Katholik kini masih ada di negeri Belanda, walaupun 1568 – 1648 mereka itu selama 80 tahun sangat parah dibasmi).
Para panganut dari Agama Islam Mazhab Sji’ah, kini tidak sampai 1% dari Total penduduk Indonesia, yang tidak pun insyaf adanya mereka itu ditengah-tengahnya. Tidak sampai 1% artinya : Tidak sampai 1.000.000 jiwa. (Kira-kira sama sedikitnya dan sama banyaknya seperti orang-orang Batak yang ber-Agama Kristen Protestan Lutheran di dalam HKBP). Para Muslimin Mazhab Sji’ah itu concentrated sebagai berikut :
1. Di pantai Timur Pulau Andalas, Aliran Fathimiyah, di Tanah Karo Dusun, Pagarawan, Bandar Kalipah, Tandjungtiram, dll. Disitulah sangat meriah Sandiwara Rakyat “Bangsawan”.
2. Di pantai Barat dari Pulau Andalas, Aliran Karmatiyah, di Padang, Pariaman, Air Bangis, dan Natal. dIsitulah sangat meriah perayaan Tabut Hassan Hussin.

Extra 1.
Berlainan dengan Agama Islam Mazhab Syafi’I, Agama Islam Mazhab Sji’ah very supple suka transforming and adopting aneka warna pagan ceremonies untuk mempermudah proselyting. Umpamanya dari orang-orang Djawa yang sudah 800 tahun tegah ber-Agama Hindu, di dalam periode Wali-wali Songo (1450 – 1550) absorbed Thanksgiving kepada Dewi Sri, yang transformed menjadi Sekaten. Lengkap dengan gunungan nasi !! Sekaten semula dirayakan di waktu selesai panen di akhir musim kemarau. Sekaten digeser ke Hari Maulud (Hari lahir Nabi Muhammad SAW. dan terpaksa turut bergeser 11 hari setiap tahun. Hilang its character selaku pemujaan di musim panen kepada Dewi Sri !! Pandai para wali-wali Songo

Imbangannya : Belainan dengan Agama kristen Protestan. Agama Kristen Rom Katholik pun very supple suka transforming and adopting aneka warna pagan ceremonies, untuk mempermudah proselyting. Umpamanya dari orang-orang Djerman : Tannenbaum yang Mid Winter dihiasi dengan lampu-lampu adopted menjadi X-mass Tree dan dimasukkan pula kedalam Geredja. Walaupun semula illuminated pohon itu harus in the open air. Hari Tannenbaum dirayakan di Mid Winter di hari yang palng pendek di musim dingin, yaitu : Di hari Winter Solisticium yang jatuh antara 20 dan 25 Desember. Karena pagan orang-orang Djerman tidak suka menggeser Hari Tennenbaum Hari (seperti orang-orang Djawa suka menggeser hari Sekaten), maka : yang terpaksa digeser adalah Hari Lahir dari Tuhan Yezus yang sebenarnya adalah menjelang Hari Paskah. Kini di abad ke-XX,illuminated pohon Tannenbaum sudah kembali lagi in the open air, berdiri setinggi gedung-gedung bertingkat di persimpangan jalan di Amerika dan di Eropah. Begitu para sehingga setiap tahun Pendeta-pendeta Amerika perlu berseru : “Bring Christ Back To The Chistmass Tree”. Mudah-mudahan bukan “Vox Clamantis In Deserto”.

Selain daripada illuminated Tannaenbaum, turut pula Wodan yang berjanggut panjang dan yang menunggu kuda pytih, adopted and transformed menjadi Sancta Claus (Sinter Klaas). Sebelum tahun 1955 di Indonesia gila-gilaan malahan Sinter Klaas disambut oleh Wali Kota !! Anyhow, “Sinjo Kelas Dan Si Nertua Pik” sejak tahun 1942 sayang sekali tidak mau lagi.

Extra 2.
Walaupun Agama Islam Mazhab Sjafi’i 1285 – 1350 di Kesultanan Samudera Pasai sangat parah membasmi Agama Islam Mazhab Sji’ah, akan tetapi : 1350 – 1750 Agama Islam Mazhab Sji’ah sangat kuat timbul kembali di daerah Atjeh, didukung oleh Feodalistic Elite yang sangat bangga berketurunan “Keudjeureut” dan berketurunan Persia. Akibatnya antara lain : Agama Islam yang 1513 – dst. diperkembangkan oleh new emerging Kesultanan Atjeh di Minangkbau lewat Pariaman, adalah Agama Islam Mazhab Sji’ah.

Agama Islam Mazhab Sji’ah malahan leading di Kesultanan Atjeh di waktu Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636), dengan mullah-mullah Agama Islam Mazhab Sji’ah : Hamzah Fansuri dan Samsudin Pasai.
Agama Islam Mazhab Sjafi’i retaliated di waktu Sultan Iskandar Sani (1636 – 1641), yang bukanlah orang Atjeh campuran “Keudjeureut”, akan tetapi adalah Orang Melayu Asli dari Penang Malaya. Ulama-ulama Agama Islam Mazhab Sjafi’i kembali leading di Atjeh , seperti :Nuruddin Arraniri.

Dengan bukunya “Asrar Al Insan” Nuruddin Arraniri semulamasih sanggat mengkagumi Mysticians dari Ahama Islam Mazhab Sji’ah, malahan ternasuj Al Hallasi !! Akan tetapi 7 tahun kemudian, di dalam bukunya “At Tibiyan” Nuruddin Arraniri sudah sangat fanatic mengecam aliran-aliran di dalam Agama Islam mazhab Sji’ah termasuk aliran-aliran Karmatiyah.

Sebelum PD II hingga 1942, perayaan “Atan Uten” tanggal (Tabut Hassah Hussin) setiap tahun sangat meriah di Atjeh. Sponsered oleh feodalistic Ellite yang masih saja sangat bangga berketurunan “Keudjeuret”. Jauh lebih parah daripada di Minangkabau, merupakan masochstic mandi-darah !! Sangat dikecam oleh new emerging PUSA. Sesudah Revolusi Rakyat 1947, no more bloody “Atan Uten” di Atjeh, terutama karena : No more Feodalistic Elite yang financing.
Entah pun masih saja ada survivals dari Agama Islam Mazhab Sji’ah di Atjeh ?? Patut diselidiki oleh para Islamologists Indonesia Caliber Besar, bangsanya : Dr. Tudjiman dan Drs. Sidi Gazalba (Kalau cuma Ahli Bom Tarik pensiunan, tentulah tidak sanggup).

Tidak ada komentar: