Selasa, 12 Juni 2007

Lampiran 21

Kesultanan Kuntu Kampar di Minangkabau Timur


1361 – 1339

I. Location.
Yang dimaksud dengan daerah “Kuntu Kampar: di “Minangkabau Timur”, adalah : Daerah hulu dari daerah-pengaliran Sungai Kampar Kiri Kanan. Di daerah itulah kini terletak kota dan kampung sebagai berikur : Pajakumbuh, Suliki, Bangkinang, Temuan Kampar, Pulau Lawan (Pahlawan), dan Kuntu Daerah itu terletak terbuka ke Selat Malacca, tanpa dirintangi oleh pegunungan. Walaupun berpenduduk Minangkabau, akan tetapi : Daerah itu seolah-olah membelakangkan central Minangkabau proper, yang berpusat di sekeliling gunung kembar Merapi Singgalang. Geopolitic sama seperti daerah Simalungun yang berpenduduk Batak, akan tetapi seolah-olah membelakangkan central Tanah Batak proper, yang berpusat di sekeliling Danau Toba. Geopolotic sama dan perkembangan parallel !!

II. Pepper Production=Penghasilan Meritja.
Pepper producing areas yang terpenting di seluruh dunia, adalah berturut-turut sebagai berikut :
1. 500 – 1000 : Daerah Sungaidareh Batanghari di Djambi.
2. 1000 – 1400 : Daerah Kuntu Kampar di Minangkabau Timur.
3. 1400 – 1600 : Daerah central Minangkabau, di sekitar gunung-kembar Merapi Singgalang.
4. 1600 – 1800 : Daerah Atjeh Barat.
5. 1800 – Kini : Daerah Lampung dan Pulau Bangka.
Akibatnya : The rise and fall of Kingdoms !! Wait and see.

III. Iskandar Zulkarnain Dynasty di Minangkabau.
Pada tahun 1921, Resident Westenenk menyelesaikan tulisannya yang tidak untuk umum dan yang bernama : De Hindu Javanen In Midden En Zuid Sumatra. Dia mencapai kesimpulan bahwa :
1. Akhir Abad Ke-XIII : Agama Hindu Djawa datang di Minangkabau.
2. Medio Abad Ke-XIV : Masa jaya dari Keradjaan Pagarruyung Minangkabau dibawah King Adityawarman.
3. Permulaan Abad Ke- XVI : Agama Islam masuk di Minangkabau.
4. Sejak Medio Abad Ke- XVI : Yangdipertuan Radja Alam Pagarruyung Minangkabau, semuanya ber-Agama Islam.

Akan tetapi : Di Minangkabau Timur ada kuburan-kuburan Islam, yang bertahun Hidjrah, dan yang dating from before 1300 CE. Membenarkan cerita-cerita Sultan (Radja Islam) para keturunan dari Iskandar Zulkarnain, yang katanya memerintah di Alam Minangkabau sebelum Radja Pagarruyung yang ber-Agama Hindu Djawa. Artinya : Sebelum masa jaya dari Keradjaan Modjopahit di Pulau Djawa, yang mendirikan Keradjaan Pagarruyung di Pulau Andalas, sebelum tahun 1350. Sedangkan Iskandar Zulkarnain adalah Alexander The Great, yang memerintah 336 – 323 before Christ, King Of Macedonia Greece yang merebut Persia, Gandara, Gudjarat. Tidak pernah merebut Alam Minangkabau !!
Bikin binggung Resident Westenenk. “Geen touw aan vast te knoopen”, begitulah dia berpendapatan. Resident Westenenk contacted teman sejawatnya Resident Poortman nearby di Djambi, yang sedang asyik melakukan Fieldwork Fact Finding perihal “Pamalayu Expedition”. Tentara Singosari 1275 – 1292 merebut Darmasraya Djambi.

Resident Poortman kebetulan sekali sudah terlebih dahulu menemukan di dalam tulisan-tulisan peninggalan Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty (976 – 1168), bahwa : Di jazirah Gudjarat India, hampir semuanya orang Islam Mazhab Sji’ah claimed to be descendants of Alexander The Great, yang disitu disebutkan “Iskandar Zulkarnain”. Eureka !! Resident Poortman segera mencurigai orang-orang Cambay Gudjarat, yang sebelum 1350 datang berdagang ke Minangkabau dan disitu menjadi origin dari Mythos Iskandar Zulkarnain Dynasty.

Resident Poortman kemudian bertahun-tahun lamanya doggedly melakukan pekerjaan “Detective Sejarah”, scrutinizing tulisan peninggalan Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty, Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty, Kesultanan Aru Barumun, Kesultanan Allahad India (yang menguasai jazirah Gudjarat sesudah Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty dan sebelum Kesultanan Dehli India, Tiongkok Yuang Dynasty, Tiongkok Ming Dynasty, dan entah mana lagi. Disamping itu Resident Poortman berjalan kaki melakukan Fieldwork Fact Finding di daerah hulu dari Sungai Batanghari, Kuantan, dan Kampar, daerah-daerah yang oleh Resident Westenenk disebutkan : “Waarmensch en tijger buren zijn”. Jelasnya : Lebih banyak macam daripada manusia.

Hasilnya sangat mengagumkan, perihal : Sultan Djohan Djani The Sophisticated Buccaneer, dan perihal : Sultan Malik Ul Mansur The History Corruptor. Lebih phantastic daripada fiction !!

IV. Sultan Djohan Djani The Spohisticated Buccaneer.
Lihat bagian 7 titik VI. Sultan Djohan Djani lahir di Combay Gudjarat. Ayahnya orang Persia, ibunya orang Punjabi. Berdua sudah turun temurun ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Berdua katanya tentulah keturunan dari Iskandar Zulkarnain !! Sedangkan setiap pengemis pun di jazirah Gudjarat katanya keturunan dari Iskandar Zulkarnain, the sexual King Kong yang 1.500 tahun sebelumnya very active membikin puas, bangga dan pregnant, entah ribuan wanita Persia, Punjabi dan Gudjarat. Di daerah-daerah tersebut itu, berjuta-juta banyaknya orang-orang yang katanya keturunan dari Iskandar Zulkarnain The Prolific.

Djohan Djani menjadi pelaut di Cambay Gudjatat, dengan kapal-kapal dagang turut belajar antara Zanzibar dan Daya Pasai. Djohan Djani naik manjadi Captain Kapal Peran di Kesjahbandaran Daya Pasai. Disitu 1168 – 1204 memerintah Laksamana Kafrawi Al Kamil, lepas dari Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty yang sudah musnah. Captain Djohan Djani mengkhianat terhadap Laksamana Kafrawi Al Kamil yang sudah tua. Captain Djohan Djoni self-made menjadi Laksamana Djohan Djani, buccaneer (bajak laut) di Pulau Weh.

Di muara Sungai Atjeh sudah terlebih dahulu bersarang seorang bekas bawahan dari Laksamana Kafrawi Al Kamil, yang juga sudah menjadi buccaneer, yakni : Laksamana Djohan Ramni. Terjadilah rebut-rebutan kuasa dan war-loot antara dua orang Laksamana yang berdua pula bernama “Djohan”. Very confusing. Laksamana yang berdua pula bernama “Djohan”. Very confusing. Laksamana Djohan Djoni got the luminous idea, bahwa : Dia lebih mudah menyerang growing old Laksamana Kafrawi Al Kamil dan menguasai daerah muara Sungai Pasai daripada : Dia terpaksa terus menerus bertahan terhadap serangan dari Laksamana Djohan Ramni dari muara Sungai Atjeh.

Pada tahun 602 H (1204 M), Laksamana Djohan Djani merebut daerah sekitar muara Sungai Pasai. Laksamana Kafrawi Al Kamil mati dibunuh. Laksamana Djohan Djani self-made menjadi Sultan Daya Pasai Jang Pertama. Disitulah pertama kali seorang yang katanya keturunan dari Iskandar Zulkarnain, menjadi Sultan (Radja yang Islam) di Kepulauan Nusantara.

Pandai Resident Poortman !! Di Tulisan tangan yang ada di perpustakaan “Adjaib Ghur” (museum di Lahore), dia di dalam tulisan peninggalan Kesultanan Allahabad “menemukan” Sultan Daya Pasai Jang Pertama. Resident Westenenk menentang Resident Poortman, membuktikan : Cara bagaimanakah “Mythos Iskandar Zulkarnain Dynasty”, dari Daya Pasai masuk di pedalaman Minangkabau ?? Begitu jauh dari laut. Notabene sebelum Tentara Modjopahit dibawah Adityawarman mendirikan Keradjaan Pagarruyung !! Sambil tackling challenge tersebut itu, Resident Poortman accidentally stumbled upon Kesultanan Kunta Kumpar (1301 – 1339) di Minangkabau Timur !! Sama saja seperti Herr Professor Doctor Sigmund Freud di Wina Austria, yang menyelidiki “The Interpretations Of Dreams” dan accidentally stumbled upon “Psycho Analyse Of Minority Complexes”.


V. Daerah Muara Sungai Pasai Diperebutkan.
Daerah muara Sungai Pasai, terletak di tepi Selat Malacca di muara sungai yang terbesar di Pantai Utara Atjeh, geopolitic sangat penting menguasai single exit entrance dari spices producing Kepulauan Nusantara. Terutama menguasi Flow Of Goods aliran dagang Meritja antara pepper producing Pulau Andalas dan pepper upgrading Semenandjung Gudjarat India. Seperti kini Singapore terhadap rubber.
1. 500 – 1100 : Keradjaan Poli.
Ber-Agama Buddha Hinayana, seperti the contemporary Keradjaan Sri Widjaja Djambi. Sangat banyak disinggahi oleh Chinese pilgrims yang pergi ziarah ke Nalanda India.
2. 1128 – 1204 : Kesjahbandaran Daya Pasai.
Sesuatu Satelite State bawahan Kesultanan Mesir Fathimyah Dynasty. Ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Kesultanan Mesir Fathimyah Dynasty menjadi kaya raya, karena di Daya Pasai dan di Cambay Gudjarat menguasai Flow Of Goods Dagang Meritja, yang berasal dari daerah Kuntu Kampar di Minangkabau Timur.
3. 1204 – 1285 : Kesultanan Daya Pasai.
Itulah Kesultanan (Keradjaan Islam) yang pertama sangat kuat di bidang maritim di Kepulauan Nusantara. Tidak bersifat Nasional Indonesia, karena didirikan oleh orang-orang Cambay Gudjarat. Walaupun ber-Agama Islam (Mazhab Sji’ah), akan tetapi : merupakan Penjajahan asing yang menindas penduduk asli Indonesia.
Kesultanan Daya Pasai tidak pula merupakan sesuatu Hereditary Monarchy yang teratur. Akan tetapi : Bersifat Feodal Maritim Oligarchy, seperti : Athena, Venezia, Zanzibar dan entah ada lagi di dalam sejarah dunia. Sultan Daya Pasai satu kali pun tidak pernah digantikan oleh Putranya. Akan tetapi : Senantiasa Laksamana serta Sjahbandar di dalam Daya Pasai Realm, rebutan menjadi Sultan. Terutama Laksamana yang berkedudukan Sjahbandar di Perlak Tamiang, Bandar Kalipah, Aru Barumun dan Bandar Atjeh. The short-lived Daya Pasai Sultanate tetap in turmoil succession wars.
4. 1285 : Finished Kesultanan Daya Pasai.
Sultan Daya Pasai Jang Kelima (Sultan Ibrahim Djani), adalah Cucu dari Sultan Daya Pasai Jang Pertama (Sultan Djohan Djani). Sultan Daya Pasai Jang Keenam dan yang terakhir (Sultan Bahaudin Al Kamil, bekas Sjahbandar di Bandar Kalipah), adalah Cucu dari Sultan Daya Pasai Jang Ketiga (Sultan Alwi Al Kamil.

Laksamana Muhammad Amin (Sjahbandar Perlak) serta Laksamana Jusuf Kayamudin (Sjahbandar Tamiang, yang kedua sangat bermusuhan, masing-masing pula menyerang Sultan Bahaudin Al Kamil di Daya Pasai karena, berdua mereka ingin menjadi Sultan Daya Pasai Jang Ketudjuh. Very complicated.

Lebih complicated lagi, karena : Islamised orang-orang Batak Gajo dari Nagur di pedalaman Atjeh, dibawah pimpinan Marah Silu alias Iskandar Malik dari darat menyerang pula ke Daya Pasai. Menyerang sarang dari penjajahan asing oleh orang-orang Cambay Gudjarat di muara Sungai Pasai

Menjadi Babilonic complicated, karena : Dagang Meritja di muara Sungai Pasai berarti big business. Turut campur pula 2 armada asing, yang cruising di depan muara Sungai Pasai. Yakni sebagai berikut :

A. Armada Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty.
Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty (yang ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i) menganggap Kesultanan Daya Pasai selaku sesuatu unwanted continuation dari Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty, yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah pula. Armada Mesir Mamaluk Dynasty dibawah commando Laksamana Ismail As Siddik, diperintahkan : Menghancurkan Kesultanan yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah yang di muara Sungai Pasai, dan : Disitu mendirikan sesuatu Kesultanan yang baru yang ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i.
Tegasnya : Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty ingin merebut Monopoly Dagang Meritja, yang sebelumnya membuat Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty menjadi begitu luar biasa kaya raya

B. Armada Tiongkok Yuang Dynasty.
Sebelum pihak Islam menguasai Flow Of Goods Dagang Meritja di muara Sungai Pasai, Tiongkok Yuang Dynasty menguasai Monopoly Dagang Meritja lewat jalan darat (The Famous Silk Road). Mulai dari Canton Tiongkok, dan berakhir di Pepper Distributing Centres di pihak Kristen di Consantinopel dan di Venezia.

1284.
Kesultanan Daya Pasai diserang serentak dari 2 jurusan. Dari diserang oleh Islamised Orang-orang Batak Gajo dibawah pimpinan Marah Silu alias Iskandar Malik. Dari laut diserang oleh Armada Mesir Mamaluk Dynasty dibawah commando Laksamana Ismail As Siddik. Kesultanan Daya Pasai hancur lebur !!
Armada Tamiang dibawah commando Laksamana Jusuf Kayamudin bekerja sama dengan Armada Tiongkok Yuang Dynasty, dan menyerang Armada Mesir Mamaluk Dynasty dari belakang. Armada Perlak dibawah commando Laksamana Muhammad Amin, menyerang sipenyerang dari belakang, dan berhasil menghancurkan Armada Tamiang serta Armada Tiongkok Yuang Dynasty. Very complicated !!
Marah Silu alias Iskandar Malik adalah Son In Law dari Laksamana Muhammad Amin. Being Husband dari Putri Ganggang Sari Putri Perlak. Dengan persetujuan dari Laksamana Muhammad Amin, Marah Silu alias Iskandar Malik ditahtakan oleh Laksamana Ismail As Siddik menjadi Sultan di daerah muara Sungai Pasai. Marah Silu alias Iskandar Malik menjadi Sultan Malik Us Saleh Sultan Samudera Pasai Jang Pertama.

5. 1285 – 1522 : Kesultanan Sumadera Pasai.
Didirikan oleh orang-orang Batak Gajo. Ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Itulah yang pertama Kesultanan (Keradjaan Islam) yang asli dan yang Nasional Indonesia. Teratur berupa Hereditary Monarchy. Sangat besar berjasa, mengembangkan Agama Islam Mazhab Sjafi’i. Sehingga kini Indonesia dan Malaya ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i, dan ber-Agama Islam Mzhab Sji’ah seperti Pakistan.


VI. Kesultanan Samudera Pasai serta Kesultanan Aru Barumun.

Sultan Malik Us Saleh lahir Pagan di Nagur di Tanah Batak Gajo. Sebelum masuk Islam selaku prajurit Kesultanan Daya Pasai, Iskandar Malik bernama Marah Silu. Artinya : Meurah (Clan Chief) dari orang-orang Batak Gajo dari Marga Silu. Sial sekali bahwa Iskandar Malik alias Malik Silu terpaksa tattooned on his face, dengan tanda-tanda dari Putra Radja Marga Silu. Life-time tidak terhapus.

Iskandar Malik alias Marah Silu sangat suka pula makan cacing. No wonder, bahwa Laksamana Ismail As Siddik semula sangat ragu-ragu didekati oleh Iskandar Malik alias Marah Silu, sambil anak-anak buahnya enak saja consuming jenazah dari Sultan Bahaudin Al Kamil. Akan tetapi : Iskandar Malik alias Marah Silu selaku bekas prajurit Kesultanan Daya Pasai, pandai luar kepala 30 Djuz mengaji Qur’an. Memang Bangsa Batak bangsa aneh. Tersiar kabar di kalangan orang-orang Mesir Mamaluk Dynasty, bahwa : Iskandar Malik alias Marah Silu, the tattlooned and cannibalistic worm connoisseur, mendadak pandai mengaji Qur’an, karena lidahnya diludahi oleh Tuhan, Allah Ta’ala SWA. Marah Silu alias Iskandar Malik di dalam waktu sehari semalam saja, sudah pula faham Figh Sjafi’I, belajar dari Laksamana Ismail As Siddik. Memang orang Batak kepala batu.

Laksamana Ismail As Siddik membutuhkan seorang Penduduk Asli untuk dijadikan Sultan yang Ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i, yang pasti akan membasmi orang-orang Gudjarat India yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah dan yang masih memegang Monopoly Dagang meritja. Atas nama Sjarif Mekkah (Chalifatullah Abbassiah Dynasty yang mendapat asylum di Kesultanan Mesir Mamaluk Dynasty, sejak Tentara Holako Khan merebut Baghdad, 1258 , Marah Silu alias Iskandar Malik dilantik oleh Laksamana Ismail As Siddik menjadi Sultan Malik Us Saleh Sultan Sumadera Pasai Jang Pertama.

Sultan Malik Us Saleh benar membasmi Agama Islam Mazhab Sji’ah serta menanamkan Agama Islam Mazhab Sjafi’i di sekitar Selat Malacca. Disitulah mulai Agama Islam Mazhab Sjafi’I menjadi Symbol terhadap penjajahan asing di Kepulauan Nusantara. Bertahan terhadap orang-orang Gudjarat India yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah terhadap orang-orang Portugis yang ber-Agama Kristen Katholiek, dan terhadap orang-orang Belanda yang ber-Agama Kristen Protestan.

Sultan Malik Us Saleh (1285 – 1296) digantikan oleh Putranya Sultan Malik Ut Tahir (1296 – 1327). Seorang lagi Putra dari Sultan Malik Us Saleh yakni Prince Malik Ul Mansur, sejak tahun 1295 sudah de-facto berkuasa di daerah sekitar muara Sungai Barumun. Dia nikah dengan seorang cucu dari Sultan Bahaudin Al Kamil, yakni : Putri Nur Alam Kumalasari. Prince Malik Ul Mansur membangkang di dalam Agama Islam Mazhab Sji’ah, dan dia mendirikan Kesultanan Aru Barumun pada tahun 1299. Lihat : Lampiran XX.

Perang saudara antara Kesultanan Sumadera Pasai contra Kesultanan Aru Barumun sangat berbahaya, karena : Masih sangat banyak orang-orang Gudjarat India yang ingin menjadi Sultan Daya Pasai Jang Ketudjuh. Sultan Malik Ut Tahir berdamai dengan his Brother Sultan Malik Ul Mansur. Sultan Tamiang menjadi Sungai Perbatasan antara dua Kesultanan yang berkerabat akan tetapi berlainan Mazhab itu.

Kesultanan Sumadera Pasai (1285 – 1522) terkenal karena kunjungan Ibn Batutah (seorang Tunisia yang menjadi Roving Ambassador Kesultanan Dehli India), pada tahun 1345 dan pada tahun 1346 di dalam perjalanan pulang pergi ke Tiongkok.

Kesultanan Aru Barumun (1299 – 1512) terkenal karena kunjungan Laksamana Hadji Sam Po Bo dengan Armada Tiongkok Ming Dynasty, di dalam periode 1405 – 1425. Lihat : Lampiran XX


VII. Pihak Islam Contra Pihak Hindu Djawa, 1275 – 1409.

1. Monopoly Dagang Meritja di tangan pihak Islam, 1128 – 1289.
Pihak Islam muara di Sungai Pasai, menguasai Monopoly Dagang Meritja dari daerah pengaliran Sungai Kampar Kiri Kanan, sejak Angkatan Bersendjata Kesultanan Mesir Fathimiyah Dynasty pada tahun 1128 menduduki daerah sekitar muara Sungai Pasai dan merebut pepper producing daerah Kuntu Kampar di Minangkabau Timur.
Pada tahun 1168, Tentara Mesir Fathimiyah Dynasty yang ketinggalan di Minangkabau Timur oleh Tentara Darmasraya Djambi yang ber-Agama Buddha terpukul mundur dari Sungaidareh dan dari kampung Minangkabau Asli. Pepper dari daerah Sungaidareh Batanghari selanjutnya dikuasai oleh Keradjaan Darmasraya Djambi. Lihat : Lampiran XXII.

2. Monopoly Dagang Meritja di Tangan pihak Hindu Djawa, 1289 – 1301.
Di dalam Pamalayu Expedition 1275 – 1289. Keradjaan Singosari Djawa Timur berturut-turut merebut : Keradjaan Darmasraya Djambi, serta pepper producing daerah-daerah Sungaidareh Batanghari dan Kuntu Kampar. Monopoly Dagang Meritja sekuruhnya lepas dari tangan pihak Islam, dan jatuh kedalam tangan pihak Hindu Djawa. Itulah hasil dari Pamalayu Expedition !! Bukannya cuma gula kaki dua berupa Princess Doro Petak (Keumbang Putih) dan Princes Doro Djinggo (Keumbang Beureum), sebagaimana masih saja diajarkan di SMP.

3. Monopoly Dagang Meritja kembali kedalam tangan fihak Islam, 1301 – 1339.
Pada tahun 1292, terjadi huru hara di Djawa Timur. Keradjaan Singosari musnah. Keradjaan Kediri timbul. Keradjaan Kediri musnah pula. Keradjaan Modjopahit timbul. Akibatnya di daerah Kuntu Kampar di Minangkabau Timur, ketinggalan sesuatu Tentara Singosari tanpa Mother Country. Seperti Tentara Xenophon di Mesopotamia. Tidak pula mau tunduk kepada Keradjaan Modjopahit.
Pada tahun 1301, Tentara Kesultanan Aru Barumun merebut daerah Kuntu Kampar dari tangan Tentara Singosari, yang ketinggalan disitu. Tanpa izin akan tetapi juga tanpa gangguan dari Kesultanan Samudera Pasai karena : Pada tahun 1297 Keradjaan Modjopahit sudah merebut dan menduduki Kesultanan Perlak. Resiko : Keradjaan Modjopahit pasti mesti datang membanting Kesultanan Aru Barumun, dan merebut daerah Kuntu Kampar. Look out !!
Kesultanan Aru Barumun mendirikan Kesultanan Kuntu Kampar, berupa Vassal Sultanate bawahan Kesultanan Aru Barumun. (Seperti Kesultanan Atjeh mendirikan Kesultanan Indrapura, berupa Vassal Sultanate bawahan Kesultanan Atjeh). Lihat nanti : Titik VIII.


4. Monopoly Dagang Meritja kedua Kalinya direbut oleh pihak Hindu Djawa, 1339.
Keradjaan Modjopahit menjadi maritim sangat kuat, dibawah Perdana Menteri Gadjah Mada (1331 – 1364). Untuk Keradjaan Modjopahit, Monopoly Dagang Meritja sama pentingnya seperti untuk its predessessor Keradjaan Singosari. Akan tetapi : Untuk Keradjaan Modjopahit, perkembangan Agama Islam di Kepulauan Nusantara, merupakan latent yang jauh lebih besar daripada untuk Keradjaan Singosari. (Lihat : Lampiran XXVII). Perdana Menteri Gadjah Mada bersumpah, sebagai berikut : Sekaligus, merebut Monopoly Dagang Meritja, dan memusnahkan semuanya pemerintahan Islam di Kepulauan Nusantara !!

Pada tahun 1339 Armed Forces Mojopahit dibawah commando Prince Adityawarman, merebut dan memusnahkan Kesultanan kuntu Kampar. Monopoly Dagang Meritja untuk kedua kalinya direbut oleh pihak Hindu Djawa. Lepas dari tangan pihak Islam, hingga mereka sesudah tahun 1500 timbul Kesultanan Atjeh dan Kesultanan Banten.

Tahun itu juga, Armed Forces Modjopahit menyerang Kesultanan Aru Barumun. Yakni : Pada tahun 738 H (1339 M). Gagal !! Lihat : Lampiran XX dan Lampiran XXVII.

5. Extra perihal : Keradjaan Pagarruyung, 1339 – 1804.
Lihat : Bagian 10 titik, perihal : Pagarruyung Massacre, 1804. Keradjaan Pagarruyung sangat cherished di dalam dongeng-dongeng Minangkabau. Dan juga di dalam dongeng-dongeng Mandailing. Indah permai dihias dengan aneka warna mythologic nonsense !!

Pada tahun 1339, Keradjaan Modjopahit benar cukup kuat untuk memusnahkan Kesultanan Kuntu Kampar dan Keradjaan Silo. (Lihat : Lampiran XVI). Akan tetapi : Keradjaan Modjopahit gagal memusnahkan Kesultanan Aru Barumun dan Kesultanan Sumadera Pasai. Lihat : Lampiran XXVII). Akibatnya : Prince Adityawarman berani mengkhianati terhadap Keradjaan Modjopahit, terhadap King Hayam Wuruk dan Perdana Menteri Gadjah Mada. Prince Adityawarman self-made menjadi King Adityawarman, King Of Pagarruyung. 1339 – 1376. Itulah asal mulanya Keradjaan Pagarruyung Minangkabau yang ber-Agama Hindu Djawa.

Setelah wafat Perdana Menteri Gadjah Mada, maka : Weakened and degenerated Keradjaan Modjopahit sekali lagi mati-matian hendak merebut Monopoly Dagang Meritja di daerah Kuntu Kampar. Akan tetapi : Tentara Modjopahit dimusnahkan oleh Tentara Pagarruyung di dalam Pertempuran Padang Sibusuk 1409. Lihat : Lampiran XXIII. Akibatnya sebagai berikut :
1339 - 1409 : Centralised Power di Alam Minangkabau ada di dalam tangan Radja-radja Pagarruyung, yang adalah Javanese Foreigners tanpa Adat Matriachy, dan ber-Agama Hindu Djawa.
1409 – 1804 : Centralised Power no existent di Alam Minangkabau. Kepala Adat Matriarchy and infinitum dan ad ridiculum mempertentangkan pemerintahan local, sekampung dan seluhak. Bikin jengkel Tuanku Nan Rentjeh. Lihat bagian 10.
1339 – 1581 : Yangdipertuan Radja Alam Pagarruyung Minangkabau ber-Agama Hindu Djawa.
1581 – 1804 : Yangdipertuan Radja Alam Pagarruyung Minangkabau ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Akan tetapi : Tidak cukup kuat untuk merebut Centralised Power, lepas dari tangan Kepala Adat Matriarchy di Alam Minangkabau.

Conclusion : Walaupun ada seorang Yangdipertuan Radja Alam Minangkabau yang memakai gelar “Sultan Alif” akan tetapi : Kesultanan Pagarruyung Minangkabau never been dengan Centralised Power di dalam tangan Sultan, di dalam tangan satu orang saja.
1409 – 1804 : Keradjaan Pagarruyung Minangkabau hanyalah ornamental. Lihat : bagian 10. Terutama dimaksud berupa symbol dari Kesatuan Minangkabau, untuk daerah Rantau seperti Daerah Negerisembilan.


VIII. 4 Orang Sultan-sultan Kuntu Kampar.
Didekat kampung Kuntu. Resident Poortman berhasil in deciphering nama-nama dari 4 orang Sultan Kuntu Kampar, dari kuburan Sultan yang located oleh Resident Westenenk. Yakni sebagai berikut :
1. Sultan Said Amanullah Perkasa Alam.
2. Sultan Rasjid Karim Perkasa Alam.
3. Sultan Ibrahim Saleh Perkasa Alam.
4. Sultan Djohan Alim Perkasa Alam.
Repeat : Mereka bukanlah hereditary Sultans, akan tetapi : Titulary Sultans yang non hereditary bawahan Kesultanan Aru Barumun. (Seperti para Yangdipertuan Radja Negerisembilan, sebelum tahun 1804 adalah non hereditary Governors General bawahan Keradjaan Pagarruyung).

Merekalah yang bertempat kemudian samar-samar masuk kedalam “Tambo Minangkabau”. Disangka Sultan dari “Iskandar Zulkarnain Dynasty”. Pandai Resident Poortman !! Repeat : Tidak ada asap, tanpa api. Benar bahwa ada Sultan-sultan di Minangkabau, sebelum Keradjaan Pagarruyung !!

IX. Phantasy Dari Sultan Mali Ul Mansur Corruptor Sejarah.
1. Sultan Djohan Djoni (Sultan Daya Pasai Jang Pertama) claimed to be descendant of Alexander The Great.
2. Sultan Alwi Al Kamil dan Sultan Bahaudin Al Kamil (Sultan Daya Pasai Jang Ketiga dan Jang Keenam) adalah keturunan dari Nabi Muhammad SAW lewat Imam Sji’ah VII. Lihat : Lampiran XXV.
3. Sultan Malik Us Saleh (Sultan Samudera Pasai Jang Pertama adalah seorang cannibalistic and tattooed Batak Gajo dari Nagur yang lahir pagan. Terkenal pula suka makan cacing !!
4. Sultan Malik Ul Mansur (Sultan Aru Barumun Jang Pertana, lahir Islam, walaupun Ayahnya (Sultan Malik Us Saleh lahir pagan. Lagi pula : Ibunya adalah Putri Ganggang Sari seorang Putri Persia dari Kesultanan Perlak, dan : Isterinya adalah Putri Nur Alam Kumalasari seorang Putri dari Al Kamil Dynasty.

Sultan Malik Ul Mansur tentulah malu, mengaku keturunan dari Batak Gajo cannibals dari Nagur. Itulah sebabnya maka : Sultan Malik Ul Mansur mengadakan history corruption (pemalsuan sejarah), yang di dalam Sejarah Indonesia, cuma ada taranya didalam. Babad Djawi. Yakni perihal keturunan dari Kiai Gede Pamanahan. How ??
1. Iskandar Malik katanya adalah Putra dari Sultan Ibrahim Djani (Sultan Daya Pasai Jang Kelima). Iskandar Malik masih anak kecil, katanya kidnapped oleh tattooed and pagan-pagan orang Batak Gajo dan dibawa ke Nagur. Disitu dia tidak eaten-up, akan tetapi : Dia tattooed dengan tanda-tanda dari Putra Radja Marga Silu. Namanya diganti dengan “Marah Silu” (Chief dari Marga Silu).
2. Sangat pandai Sultan Malik Ul Mansur menjungkir balikkan sejarah !! Katanya lagi : Sultan Malik Us Saleh The Tattooed Sultan (Iskandar Malik=Marah Silu) sebenarnya adalah Putra dari Sultan Ibrahim Djohan Djani (Sultan Daya Pasai Jang Pertama). Lewat Sultan Djohan Djani, Sultan Malik Ul Mansur katanya adalah keturunan dari Iskandar Zulkarnain !! Puas. Very Clever.

Sultan Said Amanullah Perkasa Alam (Titulary Sultan Kuntu Kampar Jang Pertama) adalah seorang Putra dari Sultan Malik Ul Mansur. Dia sangat sombong, dan sangat parah menindas penduduk asli Minangkabau. Lebih parah lagi daripada Ayahnya, dia tidak mau mengaku keturunan dari cannibalistic and tattooed orang Batak Gajo. Akibatnya : Sultan Said Amanullah Perkasa Alam introduced “Mythos Iskandar Zulkarnain Dynasty” di Alam Minangkabau !! QED Pandai Resident Poortman. Puas Resident Westenenk.

Mythos tetap mythos, dimana hanyalah ada 2% fakta sejarah yang terbenam di dalam 98 % mythologic ornamentations. Di dalam hal “Mythos Iskandar Zulkarnain Dynasty”, benar bahwa 1301 – 1339, ada Sultan (Radja Islam di Minangkabau Timur, sebelum Keradjaan Pagarruyung Jang ber-Agama Hindu Djawa, 1339 – 1581. Thar’s all to it. No more.

X. Kuburan-kuburan Sultan di Kampung Kuntu.
Pada tahun 1927, Resident Poortman mengadakan Survey (Fieldwork Fact Finding), perihal kuburan Islam dating from before 1339, yang di waktu itu masih sangat banyak di rimba-raya Minangkabau Timur. Di sekitar Bangkinang di tepi Sungai Kampar Kanan, Resident Poortman menemukan Kuburan Islam yang tertua di Minangkabau. Yakni : Dating from 521 H (1128 M)
Di dekat kampung kunta di tepi Sungai Kampar Kiri, Resident Poortman menemukan 90 kuburan Islam. 12 diantaranya, masih dapat deciphered oleh Resident Poortman. Termasuk 4 kuburan Sultan-sultan. Di kampung Kuntu, Resident Poortman menemukan pula ruins dari sesuatu Mesjid yang buatannya sangat kuat dari batu pualan.

Oleh penduduk asli setempat ruins Mesjid dan kuburan Sultan yang di Kuntu Kampar itu, sedikitpun tidak dihiraukan !! Malahan disebutkan : “Kuburan Keling”. Rupa-rupanya masih ada Sarvivals, dari penjajahan asing oleh orang-orang Cambay Gudjarat, yang ber-Agama Islam Mazhab Sji’ah. Sedangkan orang-orang Minangkabau Timur, kini adalah ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i.

Karena Conjuncture Tinggi Dagang Karet sebelum tahun 1930, maka : Rimba raya di Minangkabau Timur dirubah menjadi kebun-kebun Karet Rakyat. Bukannya orderly rubber plantations, akan tetapi : Wild and dense rubber jungles. Penuh harimau-harimau karena : Celeng suka memakan biji-biji karet dan : Harimau suka memakan celeng. “Kuburan Keling” di Minangkabau berbahaya lenyap dibongkar oleh akar-akar pohon karet.

Lebih parah lagi, bahwa : Para penyadap pohon-pohon karet sering mengambil batu-batu dari “Kuburan Keling”, untuk digunakan membanting rubber slans, Batu-batu itu adalah batu pualam (marmar putih) : bekas import dari Gudjarat India. Di sebelah atas ada calligraphic Arabesques yang sangat indah. Akan tetapi : Di sebelah bawah masih ada ukiran-ukiran Hindu Shiwa !! Terang bahwa : Batu-batu Pualam itu berasal dari Hindu Temples di Gudjarat India.
Kuburan-kuburan Islam Mazhab Sji’ah di Minangkabau Timur, yang dating 1128 – 1339 : Perlu diselidiki oleh para Ahli-ahli Sejarah serta para Ahli Islamology Indonesia. Walaupun beliau itu ber-Agama Islam Mazhab Sjafi’i dan beliau itu : Orang-orang Islam Mazhab Sji’ah kira-kira dianggap “Kafir”. Haraplah beliau itu tidak seperti pendudukasli Minangkabau Timur, menggunakan istilah “Kuburan Keling”.

Agar supaya : Mudah-mudahan dilanjutkan usaha dari Resident Poortman 1927 – 1931, menyelidiki Kuburan Islam yang sudah ada di Minangkabau Timur sebelum Keradjaan Pagarruyung Minangkabau yang ber-Agama Hindu Djawa. Insya Allah terlaksanalah kiranya.

1 komentar:

roagnroll mengatakan...

Didekat kampung Kuntu. Resident Poortman berhasil in deciphering nama-nama dari 4 orang Sultan Kuntu Kampar, dari kuburan Sultan yang located oleh Resident Westenenk. Yakni sebagai berikut :
1. Sultan Said Amanullah Perkasa Alam.
2. Sultan Rasjid Karim Perkasa Alam.
3. Sultan Ibrahim Saleh Perkasa Alam.
4. Sultan Djohan Alim Perkasa Alam.
Repeat : Mereka bukanlah hereditary Sultans, akan tetapi : Titulary Sultans yang non hereditary bawahan Kesultanan Aru Barumun. (Seperti para Yangdipertuan Radja Negerisembilan, sebelum tahun 1804 adalah non hereditary Governors General bawahan Keradjaan Pagarruyung).

Merekalah yang bertempat kemudian samar-samar masuk kedalam “Tambo Minangkabau”. Disangka Sultan dari “Iskandar Zulkarnain Dynasty”. Pandai Resident Poortman !! Repeat : Tidak ada asap, tanpa api. Benar bahwa ada Sultan-sultan di Minangkabau, sebelum Keradjaan Pagarruyung !!


Terimakasih atas gambaran sejarahnya.
sejarah yang sangat berharga buat saya, dan saya ingin mencari tahu sebanyak mungkin tentang sejarah kesultanan kuntu kampar kiri.